Banyuwangi, Mesin Pertumbuhan Baru di Jatim

By SEMANGAT BANYUWANGI - April 18, 2015


Banyuwangi, Mesin Pertumbuhan Baru di Jatim










BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi dalam empat tahun belakangan berhasil menyita perhatian khalayak karena mampu mencatatkan kinerja positif di berbagai sektor. Buktinya sepanjang tahun 2014, Kabupaten Banyuwangi berhasil menggondol sedikitnya 22 penghargaan di berbagai ajang, baik level nasional dan provinsi.

Kali pertama menjadi Bupati Banyuwangi pada 2010, Abdullah Azwar Anas, telah merancang tema besar pembangunan di Banyuwangi : Mewujudkan Banyuwangi  lebih baik melalui peningkatan produktivitas pertanian, pariwisata, dan UMKM. Ketiga tema besar ini lantas dijabarkan menjadi sembilan pokok prioritas pembangunan daerah yang terdiri atas pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, UMKM, infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan kinerja birokrasi.
Tidak itu saja. Di bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pada 2014 tercatat sebesar 6,94 persen, naik ketimbang realisasi pada 2013 sebesar 6,76 persen. Capaian ini paralel dengan realisasi PDRB per kapita penduduk pada 2014 sebesar Rp 25,5 juta dari Rp 22,5 juta pada 2013. "Banyuwangi berhasil menjadi mesin pertumbuhan baru di Jawa Timur karena kinerja yang positif," kata Bupati Azwar Anas saat membacakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban  (LKPJ) di sidang paripurna DPRD Banyuwangi, Jumat (17/4).
Sementara sembilan pokok prioritas pembangunan daerah rata-rata berhasil mencapai target yang ditetapkan. Sembilan pokok prioritas pembangunan daerah  itu antara lain bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, pariwisata, UMKM, infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan birokrasi.
Di bidang pendidikan contohnya, empat dari lima indikator pendidikan mencatat realisasi di atas 100 persen. Misalnya untuk program Banyuwangi Bebas Buta Aksara. Pada tahun 2011 tercatat jumlah buta aksara mencapai 59.985 orang. Di tahun 2014 tercapai zero buta aksara. Artinya, sudah tidak ada lagi yang tercatat  buta aksara. Begitu pula dengan anak-anak yang difabel. Data difabel usia sekolah mencatat, dari  3213 anak difabel usia sekolah, terdapat 1365 siswa yang kini sudah mengenyam bangku sekolah. Mereka bahkan mendapatkan pendampingan dari Guru Pendamping Khusus (GPK) yang jumlahnya sebanyak 200 orang. Pada tahun 2015 nanti, pemkab khusus memplot anggaran  untuk difabel sebesar Rp. 1,05 miliar.
Di bidang kesehatan, angka usia harapan hidup terealisasi 68,3. Itu berarti 100,15 persen dari target 68,2. Untuk persentase balita gizi buruk terealisasi 0,95. Itu artinya 100 persen dari target 5.
Di bidang pariwisata, kunjungan wisatawan domestik terealisasi 1.955.308. Artinya 205,56 persen dari target 951.198. Kunjungan wisatawan mancanegara terealisasi 78.483, artinya 317,37 persen dari target 24. 729. Sementara kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB terealisasi 4,07, yang artinya 109,7 persen dari target 3,71.
Di bidang infrastruktur, panjang jalan kabupaten yang dalam kondisi baik terealisasi 95,96. Artinya 92 persen dari target 97,5. Khusus untuk infrastruktur, di tahun 2015, pemkab akan meng-cover pembangunan dan pemeliharaan jalan di 384 titik dengan panjang jalan kurang lebih  400 Km. Hal itu dilakukan untuk terus memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. "Alhamdulilah indeks kepuasan layanan masyarakat melebihi target meskipun banyak isu negatif merebak," ujar Bupati Anas.
Potret positif ini tak lepas dari sokongan duit APBD 2014 yang dialokasikan oleh Pemkab Banyuwangi di sejumlah bidang strategis, seperti bidang pendidikan sebesar Rp 1,101 triliun; kesehatan Rp 265 miliar; infrastruktur Rp 348,1 miliar; pertanian Rp 163,6 miliar; dan UMKM- pemberdayaan masyarakat sebesar Rp 123,9 miliar.
Bupati Anas menambahkan, pihaknya terus berkomitmen menjalankan program kegiatan unggulan berbasis informasi teknologi. Ia yakin daya saing daerah ke depan akan ditentukan oleh infrastruktur IT yang mumpuni untuk menopang potensi ekonomi. Mengutip riset Bank Dunia, kata Anas, setiap pertumbuhan broadband 10 persen akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi (PDRB) sebesar 1,3 persen.   
Adapun realisasi pendapatan daerah tahun 2014 sebesar Rp 2,266 triliun dari target yang ditetapkan senilai Rp 2,291 triliun. Pendapatan daerah terdiri atas realisasi PAD Rp 275 juta dari target Rp 225 juta; dana perimbangan terealisasi Rp 1,387 triliun dari target Rp 1,404 triliun; dan lain-lain pendapatan yang sah hanya terealisasi Rp 602 juta dari target Rp 661 juta.
Realisasi belanja daerah pada 2014 sebesar Rp 2,289 triliun dari target Rp 2,557 triliun. Belanja derah terdiri atas realisasi belanja operasi senilai Rp 1,738 triliun dari target Rp 1,901 triliun; belanja modal sebesar Rp 547 miliar dari target Rp 648 miliar; belanja tidak langsung Rp 0 dari target Rp 4 miliar; dan realisasi transfer Rp 3,1 miliar dari target Rp 3,4 miliar. (Humas & Protokol)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar