Marina Banyuwangi Salip Benoa, Wisata Yacht Dimulai di Sini

By SEMANGAT BANYUWANGI - Mei 30, 2015


TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III memutuskan untuk mendahulukan pengembangan pelabuhan wisata Marina Banyuwangi di Jawa Timur daripada Marina Benoa, Denpasar, Bali.

Keputusan itu diambil lantaran Pelindo III hingga kini masih menemui kendala untuk memulai pengembangan Marina Benoa akibat belum turunnya rekomendasi dari Pemkot Denpasar.


(Pelindo III akan berinvestasi sekitar Rp 200 miliar untuk pengembangan Marina Banyuwangi, yang bakal mengambil tempat di Pantai Boom di kabupaten paling timur Pulau Jawa itu.
"Kami ingin mengembangkan Pelabuhan Marina di Benoa, Denpasar. Tapi sampai sekarang izin belum keluar. Sedangkan Pemkab Banyuwangi justru mendorong pengembangan Pelabuhan Marina di sana (Banyuwangi) yang kini cukup siap. Gayung bersambut, kami putuskan di sana (Banyuwangi) lebih dulu," kata Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, di Prama Sanur Beach Hotel, Denpasar, Jumat (29/5/2015).

“Ya berkisar Rp 200 miliar-lah investasinya. Tadi Bupati Banyuwangi bilang mau menalangi beberapa ruas jalan tertentu menuju Pelabuhan Marina Banyuwangi,” lanjut Djarwo.

Bersama Djarwo, Bupati Banyuwangi Azwar Anas yang selama ini diakui sangat getol menarik investor ke daerahnya untuk pengembangan pariwisata, kemarin juga hadir di Prama Sanur Beach. Mereka mengikuti acara workshop “Wonderful Indonesia Fremantle Bali Yacth Race” yang diadakan di hotel itu.

Pengembangan Marina Banyuwangi diperkirakan akan rampung dalam waktu setahun, dan nanti dikhususkan untuk yacht.
Yacht adalah kapal ringan dan cepat yang memiliki layar untuk tujuan wisata atau pesiar. Kehadiran Marina Banyuwangi nanti akan menjadi satu-kesatuan dari poros marina yang dimulai dari Banyuwangi, Benoa, Lombok (NTB) dan Labuan Bajo (NTT).

“Sebetulnya diharapkan bisa memulainya dari Benoa. Tapi, dengan pengembangan marina di Banyuwangi, wisatawan dengan kapal pesiar bisa memulainya dari Banyuwangi. Setelah dari Labuan Bajo, mereka bisa melanjutkan ke Australia,” kata Kepala Humas Pelindo III, Edi Priyanto, kepada Tribun Bali.

Proses pengembangan Pelabuhan Benoa memerlukan setidaknya perizinan dari 5 institusi, yakni Pemkot Denpasar, Pemprov Bali, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Gubernur Bali sudah memberikan rekomendasinya dan tinggal izin dari Pemkot Denpasar sebelum Pelindo III maju ke proses berikutnya di Kemenhub untuk pengurusan Rencana Induk Pelabuhan (RIP). Menteri Perhubungan sebelum menerbitkan RIP, mengharuskan adanya rekomendasi dari Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) pembangunan marina di Teluk Benoa baru bisa dikerjakan kalau RIP sudah ada.

“Ini sebetulnya peluang bagus untuk mengembangkan potensi pariwisata Bali. Kami ini Badan Usaha Milik Negara lho, bukan swasta,” ucap Djarwo.

Secara terpisah, ketika dimintai tanggapannya tentang belum turunnya izin untuk pengembangan Marina Benoa, Kepala Bagian Humas Pemkot Denpasar, IB Rahoela, mengatakan bahwa hal itu masih harus dipelajarinya.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar