Edukasi Bencana Digelar lewat Kesenian Janger Banyuwangi

By SEMANGAT BANYUWANGI - September 07, 2015


Banyuwangi (Antara) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar edukasi kebencanaan melalui pertunjukan seni-budaya tradisional "Janger" di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Sabtu (5/9) malam yang dihadiri ribuan warga.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugrogo mengatakan, Indonesia adalah kawasan yang rentan bencana termasuk rentan terjadi erupsi gunung berapi dan gempa bumi. Saat ini, di Indonesia ada 18 gunung berstatus waspada, tiga gunung berstatus siaga, dan satu gunung berstatus awas. Gunung Raung salah satunya yang memiliki tipe letusan strombolian yang berarti bahayanya tidak akan meluas. Hal tersebut disebabkan lontaran material pijar yang cukup berat dan sistem kawah Gunung Raung sudah terbuka sehingga tidak ada penumpukan energi yang cukup besar untuk memicu letusan besar. Jenis letusan tidak kuat, namun terus menerus.

"Hingga saat ini BNPB terus memantau kondisi Gunung Raung, baik aktivitas seismik maupun pengukuran kualitas udara untuk menentukan penurunan atau peningkatan aktivitas gunung setinggi 3.332 meter tersebut," ujar Sutopi.

Dia mengatakan, erupsi Gunung Raung membuat masyarakat sering panik dan bingung tanpa tahu harus berbuat apa dikarenakan masih sangat minimnya pengetahuan masyarakat serta pemahaman yang benar mengenai ancaman, bahaya dan risiko bencana terutama di daerah rawan bencana.

Diharapkan melalui pertunjukan Janger ini, masyarakat setempat mendapatkan informasi yang jelas dan benar tentang kebencanaan dan meningkatkan kewaspadaan akan risiko bencana baik dilokasi bencana, dan sekitar lokasi bencana. Janger sendiri adalah pertunjukan rakyat di Banyuwangi yang mempunyai lakon atau cerita yang diambil dari kisah-kisah legenda maupun cerita rakyat lainnya.

"Pertunjukan rakyat Janger yang memiliki sifat menghibur bisa menyampaikan pesan dalam suasana santai dan menyenangkan, sehingga lebih menarik perhatian masyarakat. Edukasi kebencanaan secara kreatif lewat seni-budaya lokal seperti di Banyuwangi ini sangat menarik dan efektif dalam menyampaikan pesan," jelas Sutopo.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan adanya edukasi kebencanaan ini diharapkan bisa membuat masyarakat siaga hadapi bencana dan siap untuk dievakuasi sewaktu-waktu terjadi bencana.

Selain edukasi kebencanaan, Pemkab Banyuwangi juga telah melakukan sejumlah langkah terkait manajemen kebencanaan. Di antaranya adalah program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana. "Di APBD Perubahan 2015 juga telah dialokasikan pembangunan infrastruktur untuk akses daerah yang rawan bencana. Beberapa ruas jalan tersebut sudah mulai dikerjakan," jelas Anas. (*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar