Pemkab Banyuwangi Serahkan 25 Motor Penyuluh Pertanian

By SEMANGAT BANYUWANGI - Agustus 20, 2015


Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyerahkan bantuan 25 motor sebagai kendaraan operasional bagi para penyuluh pertanian lapangan (PPL).

"Ini sebagai bentuk penghargaan kepada para PPL yang telah menunjukkan dedikasinya yang tinggi. Semoga kendaraan baru ini memperlancar aktivitas petugas PPL sehingga bisa bekerja lebih baik dan lebih semangat lagi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Rabu.

Anas mengatakan, PPL menjadi salah satu pendorong kesuksesan pengembangan sektor pertanian. Mereka mendampingi dan membantu penyelesaian problem yang dihadapi petani.

Selain PPL, sejumlah elemen yang bertugas di lapangan juga sangat menentukan keberhasilan sektor pertanian, seperti mantri tani, tenaga harian lepas (THL) Kementerian Pertanian, THL pendampingan penyuluhan pertanian, dan pengamat organisme pengganggu tanaman.

Anas menambahkan, para pendamping petani itu juga diharapkan mampu menjembatani problem yang dihadapi petani untuk dicari solusinya, termasuk dengan fasilitasi dari pemerintah daerah. Pemkab Banyuwangi juga baru saja melakukan rekrutmen PPL dengan kualifikasi keilmuan pertanian yang memadai.

"Kami salut dengan para PPL, anak-anak muda yang terjun mendampingi petani. Ini tidak mudah di tengah kondisi zaman seperti saat ini yang memandang minor ke sektor pertanian," katanya.

Produktivitas tanaman padi di Banyuwangi pada 2014 sebanyak 65,06 kuintal/hektare, lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur yang 62,76 kuintal/hektare. Produktivitas padi di Banyuwangi terus mengalami kenaikan dari posisi 2012 yang sebanyak 62 kuintal/hektare.

Tahun lalu, produksi padi Banyuwangi mencapai 777.997 ton yang menjadikan kabupaten tersebut sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Jawa Timur. Untuk data sementara produksi padi di Banyuwangi sampai Maret 2015 sebanyak 314.768 ton.

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ikrori menambahkan, sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Timur, Banyuwangi terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan jumlah produksi padi. Beberapa langkah dilakukan untuk menjaga jumlah produksi komoditas pangan utama ini.

"Salah satunya dengan mengontrol alih fungsi lahan pertanian melalui peraturan daerah. Banyuwangi sudah mengatur pengendalian lahan pertanian yang tercantum di Pasal 55 Perda Tentang Tata Ruang Nomor 8 tahun 2012," ujarnya.

Untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanaman padi, katanya, pemerintah daerah juga melakukan beberapa langkah. Seperti meningkatkan kesuburan tanah olahan melalui penggunaan pupuk organik.

"Kami membentuk kelompok tani produsen pupuk organik di semua kecamatan di Banyuwangi. Perlahan tapi pasti para petani sudah mulai mengombinasikan pemakain pupuk organik dengan kimia untuk memperbaiki kualitas tanah agar bisa meningkatkan hasil padi," ujar Ikrori.

Selain itu juga dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi dan pembuatan embung untuk menangkap air hujan. Jumlah pengairan irigasi yang tersebar di seluruh Banyuwangi sebanyak 518 unit. (*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar