Tetenger Perang Puputan Bayu
Tanggal 18 Desember 1771, sebuah perjuangan besar rakyat Blambangan mengusir penjajah. Sebuah upaya tumbah darah untuk kesejahteraan rakyat dan anak cucunya.
Cornelis Lekkerkerker dalam Balambangan: Indische Gids II (1923) menjelaskan, Perang Puputan Bayu adalah perang paling menegangkan, mengerikan, paling kejam, dan paling banyak memakan korban dalam sejarah pertempuran yang pernah dialami VOC di Nusantara.
Kini telah genap 250 tahun, semoga semangat membangun dan mensejahterakan Bumi Blambangan selalu terjaga dibenak kita semua.
18 Desmber 1771 oleh Belanda dianggap sebagai “De Dramatische verniatiging van het compagniesleger ( Malam Dramatis) karena VOC mendatangkan Bantuan 100000 orang dari berbagai daerah termasuk Bupati Alap-alap Sumenep Madura untuk menyerang 65000 orang Blambangan yang berada di Bayu. Ternyata perang tersebut adalah perang yang paling keji karena tiap orang blambangan tetangkap, maka kepalanya dipengal dan ditancapkan disepanjang jalan mulai Lincing Rogojampi.
Namun Bayu tetap tidak terkalahkan, hanya saja dari 65000 penduduk, 60000 mati, 2500 ditangkap dan disiksa dan banyak yang di tenggelamkan di Uluh pang-pang. Sedangkan dari 100000 pasukan VOC, tersisa hanya beberapa gelintir saja.
Bupati Alap-alap terbunuh oleh Rempeg Jagapati dan beliau sendiri terluka kakinya kena sabetan tombak dan akhirnya Gugur. Pucuk pimpinan digantikan oleh Sayu (Wanita yang disucikan untuk dipersembahkan mengabdi kepada Dewa) Wiwit (namanya sendiri)
Belanda mengakui sebagai perang palling dahsyat se tanah Jawa padahal tidak sumbut dengan hasil yang akan didapatkan di tanah Blambangan. Dituliskan oleh VOC di Bondowoso oleh Adison 1848 halaman 75-76 “
VOC menghabiskan 8 Ton emas untuk membiayai perang tersebut (Sumber Wikipedia)
Kunjungi Youtube Kita : https://youtube.com/c/SemangatBanyuwangi
Website : www.semangatbanyuwangi.id
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#banyuwangi
Titik 0 Km Banyuwangi
Secara lebih spesifik, letak geografis titik koordinat 0 km Banyuwangi berada pada 7°43' - 8°46' Lintang Selatan dan 113°53' - 114°38' Bujur Timur.
Dulu, banyak masyarakat yang mengira bahwa titik 0 km tersebut berada di Patung Kuda ataupun di Simpang Lima Banyuwangi. Padahal, sejatinya titik 0 km berada di Jl. Kalimas Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi.
Sejarah titik 0 km ini bermula ketika Mas Alit yang merupakan Bupati Blambangan memindahkan pusat pemerintahan dari Benculuk ke Banyuwangi pada tanggal 24 Oktober 1774.
Singkat cerita, pada tahun 1775 setelah beliau menempati Istana Banyuwangi (Pendopo Sabha Swagata), beliau memerintahkan seluruh sisa penduduk untuk membangun pusat kota baru yang menghubungkan wilayah masyarakat pada saat itu.
Jadi, titik 0 km ini merupakan pusat kerja bakti warga Banyuwangi pada tahun 1775. 🌿👍🌿👍
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#sejarahbanyuwangi
#explorebanyuwangi
#banyuwangi
Pantai Grajagan yang asik untuk surfing
By SEMANGAT BANYUWANGI - Desember 08, 2020
Pantai Grajagan yang asik untuk surfing
Satu lagi, pesona pantai selatan Banyuwangi yang sayang bila ditinggalkan. Pantai Grajagan, salah satu pantai selatan dengan panorama pantai berpasir hitam, dikelilingi rimbunnya pengunungan. Terletak sekitar 52 km ke arah selatan dari Kota Banyuwangi. Posisi pantainya strategis menjadi pintu gerbang menuju ke Pantai Plengkung.
Pantai ini terletak di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Menjadi pusat pelelangan ikan daerah selatan lengkap dengan aktifitas nelayannya yang sangat aktif. Terbukti dengan selalu adanya perahu-perahu yang berjejer hampir mendekati bibir pantai.
Tidak hanya dipantai Pelengkung yang menjadi pusat ombak surfing terbaik, bagi Anda yang menyukai olahraga surfing, Grajagan juga adalah lokasi surfing yang pantas Anda coba.
Namun tetap harus hati-hati dan hanya dilakukan oleh profesional, sebab pantai Grajagan memiliki gelombang konsisten rideable di dunia yang hanya direkomendasikan untuk peselancar profesional. 🌿💕🌿💕
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#explorebanyuwangi
#wisatabanyuwangi
#banyuwangi
Lentera tersembunyi di ujung selatan Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - November 12, 2020
Lentera tersembunyi di ujung selatan Banyuwangi
Warga Banyuwangi harus tahu, terdapat makam kuno ditengh hutan jati, Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Dibatu nisan yang telah dipugar tertuliskan nama Syekh Al Maulaya, beliau juga dijuluki Syekh Mulyo atau Syekh Akbar (Kubro).
Di areal pemakaman itu pula ada makam ayah dari Syekh Mulyo yakni Syekh Kamaluddin Sarbiqoni Sayyidtullah. Juga, makam dari puluhan tokoh masa lampau tanah Jawa. Seperi Aryo Murti.
Menurut cerita areal pemakaman kuno itu sudah diketahui sejak 1603. Dan lokasi ini juga sebagai basis pertahanan para pejuang pada masa penjajahan Belanda.
Seiring perjalanan waktu, areal pemakaman yang banyak ditumbuhi pohon Klampis hitam, ini terlantar. Hingga akhirnya pada 1996, jejak sejarah tanah Jawa, itu kembali ditemukan oleh Muhammad Said Abu Bakar Sabitullah. Beliau ahli waris dari Syeh Mulyo.
Namun, pada saat itu warga masih belum mengetahui siapa gerangan pemilik makam tersebut. Hingga akhirnya, Muhammad Said Abu Bakar, melakukan penelusuran bersama sejumlah temannya.
Baca juga refrensi keterangan Gus Safik, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Salam, Tulungagung, dan Gus Dur di Ciganjur.
Menurut artikel terkait Gus Dur memastikan bahwa makam tersebut memang makam para Aulia yang tertua di tanah jawa. Bahkan Gus Dur menuliskan permintaan khusus di selembar kertas kepada masyarakat.
"Saya berpesan kepada seluruh umat islam khususnya warga Nahdhliyin dan para Ulama dan Umaroh tolong lestarikan dan rawatlah keberadaan makam Auliya' tersebut," 🌿💕🌿💕
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#wisatabanyuwangi
#banyuwangi
Pemkab Banyuwangi Gelar Apel Pasukan Satlinmas Pengaman Pilkada 2020
By SEMANGAT BANYUWANGI - November 11, 2020
Dalam rangka pengamanan tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi melaksanakan apel gelar pasukan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas). Bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Apel digelar di lapangan Lugjag, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi yang diikuti 217 perwakilan satlinmas dari masing-masing desa/kelurahan se-Banyuwangi dengan protokol kesehatan. Turut hadir perwakilan Forum Pimpinan Daerah, pejabat komponen pemkab, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Banyuwangi.
Dalam pidatonya, Bupati Anas menyampaikan apel ini digelar dalam rangka pengamanan seluruh proses pilkada, baik saat pemungutan suara, penghitungan suara, maupun saat pengiriman kotak suara dan kartu suara dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
“Potensi kerawanan mungkin saja muncul dan menjadi gangguan nyata. Anggota Linmas harus peka dan tanggap terhadap gejala-gejala yang muncul serta harus segera mengambil langkah yang cepat, tepat, dan profesional dalam penanganannya,” kata Anas.
Anas menambahkan dalam pelaksanaan tahapan Pilkada kali ini berbeda dengan biasanya, karena Pilkada kali ini masih di tengah pendemi virus Corona. "Sehingga selain melakukan pengamanan harus juga melakukan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19," kata Anas.
“Selain itu, saya juga berharap Linmas tetap mengedepankan netralitas agar tidak mempengaruhi kinerja yang bisa berimbas pada proses pilkada nanti. Pilihan kita boleh berbeda, tapi ketertiban dan keamanan Banyuwangi adalah segala-galanya,” sambungnya.
Selengkapnya: banyuwangikab.go.id
#Banyuwangi #AbdullahAzwarAnas #Pilkada #Pemilu #Satlinmas #Linmas #Keamanan
Makam Panglima Puputan Bayu #banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - November 09, 2020
Di Desa Bunder, nama kesatria ini dikenal dengan Mbah Rembug. Makamnya sangat dikeramatkan seperti juga makam-makam leluhur yg juga makam para pejuang-pejuang Puputan Bayu. Selama Lebaran makam, lokasi makam Mbah Rembug ikut menjadi jujukan warga.
Menurut babad Tawangalun (1691-1818), Rempeg Jogopati keturunan Raja Bayu, kelanjutan dari trah raja-raja Blambangan. Rempeg Jogopati lahir dari selir susuhunan Tawangalun.
Selama hidupnya, Rempeg Jogopati dikenal sebagai senopati Blambangan III. Masa kejayaannya bersamaan dengan kejayaan Pangeran Agung Wilis yang dijuluki Pangeran Blambangan III.
Semasa hidupnya, Rempeg Jogopati mengabdikan diri sebagai panglima perang melawan Belanda yang terjadi di daerah bayu dengan dibantu beberapa senopati seperti Sayuwiwit .
Dipercaya, lokasi terakhir sepak terjang Mas Rempeg Jogopati berada di sekitar Desa Bunder, Kecamatan Kabat.
.
credit : @osingkertarajasa
.
#semangatbanyuwangi
#majesticbnyuwangi
#sejarahbanyuwangi
#banyuwangi
Jejak Peradaban Islam di Labanasem
Selain makam Datuk Ibrahim di Kampung Arab, Lateng Banyuwangi. Jejak-jejak peradaban Islam dapat kita temui dibeberapa wilayah dikota Gandrung, salah satunya Labanasem Kabat, Banyuwangi.
Berada di area pendidikan Islam Miftahul Ulum, keberadaan Makam Mbah Buyut Guru menjadi tempat yang paling sakral disana.
Hal tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Menjadi ulama besar, penyebar nilai-nilai luhur Islam, menjadi alasan kuat Mbah Guru dimuliakan, baik saat hidupnya, hingga beliau wafat.
Menurut informasi, beliau adalah Sayyid dari pesisir tanah Arab. Berdakwah keberbagai negara dan menetap di Labanasem hingga beliau wafat.
Makamnya dipugar sekitar tahun 2002, namun beberapa informasi beliau telah menyebarkan agama Islam jauh sebelum desa Labanasem bahkan Banyuwangi padat penduduk seperti saat ini.
Apakah saat kejayaan kerajaan Macan Putih? Wallahu a'lam bish-shawab. 🙏🙏🙏
#semangatbanyuwangi
#majesticbnyuwangi
#banyuwangi
Solo traveling, siapa takut
Bagi yang ingin mencari destinasi wisata Teluk Hijau atau Sukamade dan baru pertama kali kesana mungkin akan bertanya-tanya, perjalanan dari Pulau Merah relatif terasa begitu jauh.
Terlebih jika melakukan perjalanannya hanya beberapa teman menggunakan motor atau sendiri. Semakin jauh dan terasa begitu lama karena penasaran dimana lokasi sebenarnya.
Tenang saja, anda akan melewati beberapa perkebunan dan rumah padat penduduk, pintu gerbang pertama adalah Kebun Sungai Lembu.
Masuk area Desa Kandangan Pesanggaran, Kab. Banyuwangi. Terus saja hingga menemukan Perkebunan Meru Betiri. Dan perjalanan sudah relatif lebih dekat, jangan sungkan untuk bertanya kepada penduduk jika penunjuk jalan tidak ditemukan.
Sepanjang perkebunan Sungai Lembu kita akan disugi pemandangan perkebunan yang asri, dengan akses jalan yang mayoritas beraspal dan mulus.
Jika ingin eksplor lebih jauh, bisa melihat penanda dibeberapa sisi jalan, terdapat beberapa destinasi yang menawarkan pesona alam yang indah dan belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, tapi tetap jangan lupa untuk selalu bertanya pada warga sekitar dan mengingat rute jalan agar tidak tersesat.
Selamat mencoba, nikmati keindahan alam Banyuwangi dari berbagai sudutnya.
#semangatbanyuwangi
#banyuwangi
Memburu ikan segar di pantai Rajegwesi.
Saat mengunjungi beberapa destinasi wisata selatan Banyuwangi, seperti Sukamade dam Teluk Hijau, tak lengkap rasanya jika tidak membawa oleh-oleh, dan salah satu destinasi yang menawarkan hal tersebut adalah Pantai Rajegwesi.
Disini kita dapat menjumpai berbagai aktifitas nelayan tradisional, sekaligus membeli ikan-ikan segar dari mereka untuk dibawa pulang atau dinikmati ditempat sambil memanjakan mata melihat keindahan pantainya.
Pantai Rajegwesi terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Tepat disekitar pintu masuk pertama kawasan Taman Nasional Meru Betiri dari bagian timur.
Rajegwesi juga merupakan penghubung antara Teluk Hijau dan Sukamade melalui jalur laut yakni dengan perahu nelayan yang dapat disewa, lengkap dengan pengemudinya. Harganya sekitar 50.000,-/orang.
Dinamakan Rajegwesi karena dahulu ditempat ini, Jepang membangun ketahanan lautnya kala itu. Dimana Rajeg dalam bahasa Indonesia berarti Tiang Pancang dan Wesi berarti Besi. Padahal sebenarnya menurut cerita Tiang Pancang tersebut dibuat dari Kayu Jati, yang memiliki kekuatan setara besi.
Kini, tiang pancang tersebut sudah tidak lagi dapat kita temui, berganti dengan karang akibat proses kerosi air laut selama bertahun-tahun.
Terdapat hal menarik lain disini, yakni Pesarean Mbah Agung, dimana masyarakat setempat rutin melaksanakan prosesi nyekar disini. Ada yang tahu informasi lengkapnya? Berikan ulasan dikolom komentar beserta hal menarik lain dari Pantai Rajegwesi.
#semangatbanyuwangi
#banyuwangi
Menikmati Selat Bali dari Ketinggian Penawar.
By SEMANGAT BANYUWANGI - Oktober 27, 2020
Menikmati Selat Bali dari Ketinggian Penawar.
Melihat keindahan selat Bali dari bawah mungkin sudah biasa, tapi bagaimana jika menikmatinya dari atas bukit? barangkali akan membawa kita pada nuansa yang berbeda.
Melewati jalan lingkar ketapang, sejalan dengan akses masuk lokasi PT. Inka, kita akan menemui lokasi Mata Air Penawar. Dan tidak jauh dari tempat tersebut, kita bisa lanjut mengambil jalan persis diselatannya, yang menanjak namun cukup mudah untuk dilewati dengan mengendari motor.
Mendekati lokasi kita akan menemui beberapa tanda arah menuju kolam renang, warga menamainya sebagai "Kolam Penawar Atas".
Kabar dari beberapa teman, dulu tiket masuknya hanya Rp. 2.000,- kini mengalami kenaikan namun tetap sangat terjangkau yakni Rp. 3.000,-.
Kelam Penawar Atas ini dikelola oleh Masyarakat sekitar, dan dibantu oleh LPPM Akademi Kelautan Banyuwangi dalam program Pengabdian Masyarakat. 🌿💕🌿💕
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#wisatabanyuwangi
#explorebanyuwangi
#banyuwangi