Ada yang Tahu Jalan Ini? Jalan Beraspal dengan Rimbunnya Pepohonan Disekitar
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 19, 2023
Jalanan beraspal yang relatif cukup baik dengan rimbunnya pepohonan disekitar, seolah menjadi paket komplit untuk kamu yang suka naik motor sendiri dengan view alam yang begitu rimbun dan sejuk. Sesekali berpapasan dengan warga sekitar yang sedang mencari rumput.
Ini adalah ruas jalan menuju salah satu desa di Banyuwangi wilayah ujung selatan. Daerah ini juga terkenal akan wisata dan sejarahnya. Konon menjadi salah satu daerah penghasil ikan terbesar di Banyuwangi. Wisatanya juga pernah tren dan jadi lagu hits pada masanya.
Melintasi ruas jalan simpangan ke Gua Maria, sudah ada yang bisa tebak ini dimana? Yap, lanjut ke Grajagan. Grajagan adalah sebuah nama desa di wilayah Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Grajagan terletak di paling selatan dari Kabupaten Banyuwangi.
Grajagan memiliki luas sekitar 4.658ha, dengan ketinggian rata-rata daratan sekitar 20 meter dari permukaan laut. Grajagan dibagi menjadi dua wilayah yang terpisah oleh hutan alami yang dikelola oleh Perhutani. Jalan menuju Grajagan memang sangat baik, dengan rimbunnya pepohonan.
Kunjungi Youtube Kita : www.youtube.com/SemangatBanyuwangi
Website : www.semangatbanyuwangi.id
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#banyuwangi
Hadiri Haul, Bupati Ipuk Ajak Teladani Perjuangan KH. AskandarBanyuwangi - Bupati Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 18, 2023
Ipuk Fietiandani mengajak kepada masyarakat dan para santri untuk meneladani perjuangan KH. Askandar bagi agama, nusa, dan bangsa. Hal ini disampaikan saat menghadiri haul KH Askandar ke-56 di PP Mambaul Ulum, Muncar, Banyuwangi, Sabtu (18/2/23).
"Apa yang sudah disyiarkan oleh KH. Askandar menjadi modal bagi kita membangun Banyuwangi lebih baik lagi. Perjuangannya bagi bangsa dan agama adalah kewajiban kita sebagai generasi berikutnya," kata Ipuk.
KH. Askandar Lahir di Desa Doko, Kecamatan Gampeng Rejo, Kabupaten Kediri. Setelah belajar di banyak pondok pesantren, KH. Askandar singgah di Pesantren Al-Ashriyah Jalen, Kecamatan Genteng, Banyuwangi yang diasuh aleh KH. Abdul Basyar. Kemudian, ia dinikahkan dengan cucu gurunya tersebut dan pindah ke Sumberberas, Muncar. Pada dekade 30-an, ia merintis berdirinya pesantren.
Selain terkenal karena kealimannya, Kiai Askandar ikut berperan dalam berjuang melawan penjajah dengan tergabung pada barisan Hizbullah. Dari aktivitas perjuangannya itu, ia dikenal sebagai pesilat yang tangguh.
"Perjuangan rakyat Banyuwangi tidak lepas dari komando KH. Askandar dalam mengobarkan revolusi jihad. Untuk itu kita sebagai generasi penerus harus menyambung semangat perjuangan beliau dengan sepenuh hati membangun Banyuwangi sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing," ujar Ipuk.
Selain itu, Ipuk juga mengapreasiasi kehadiran pondok pesantren dan para kiai yang bukan hanya menciptkan Sumber Daya Manusia unggul di bidang agama, namun juga ilmu pengetahuan umum. Menurutnya, agama menjadi pilar dalam pembangunan daerah.
"Kami berterimakasih kepada para kiai yang telah melahirkan generasi emas yang bukan hanya berilmu, tapi juga berakhlak. InsyaAllah jika generasi muda memiliki dua hal ini, estafet kepemimpinan Indonesia di tangan yang benar," tambahnya.
Lebih lanjut, Ipuk juga mennyarankan agar pesantren terus memanfaatkan program-program pengembangan anak muda yang dicanangkan oleh Pemkab Banyuwangi. Program kepemudaan seperti Banyuwangi Cerdas, Jagoan Banyuwangi, dan lainnya merupakan cara Banyuwangi dalam mendorong anak muda mengembangkan talentanya di berbagai bidang.
"Ini adalah investasi jangka panjang bagi kami, bagaimana mengajak anak muda lokal untuk berkolaborasi dan terus berprestasi dalam hal-hal yang positif. Kami berharap, hal ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pesantren-pesantren untuk meningkatkan kualitasnya," terangnya.
Sementara itu, KH. Anwar Iskandar, mengatakan Banyuwangi berjasa besar bagi ayahnya. Menurutnya, Banyuwangi menjadi tempat di mana KH. Askandar mengajarkan pentingnya tugas kemanusiaan dan kebangsaan demi kemasalahatan semua.
"Kiai Askandar mewariskan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan di Banyuwangi. Jika jihad orang terdahulu adalah melawan penjajah, jihad kita hari ini adalah dengan berkolaborasi mensejahterakan rakyat, mencerdaskan bangsa dengan pendidikan keagamaan, dan memerangi wabah penyakit yang melanda kita semua," ungkap Wakil Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu. (*)
Pasar Kalibaru Kulon, Pasar Tradisional Paling Ujung Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 18, 2023
Kalibaru terkenal akan kekayaan alamnya, wilayah yang didominasi perkebunan dan persawahan ini memiliki ragam komoditas unggulan. Sehingga keberadaan pasar tradisional menjadi pusat perekonomian yang harus tetap ada.
Menjadi pintu gerbang utama memasuki wilayah Banyuwangi dari arah selatan, yakni Kabupaten Jember, serta posisi pasar yang berada tepat diruas jalur utama. Menghimbau agar pengguna jalan makin berhati-hati saat melintas.
Pasar Kalibaru Kulon yang dalam map tertulis lengkap berada Jl. Malangsari, Krajan II, Kalibaru Kulon, Kec. Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Biasanya menunjukkan keramainnya pada saat pagi. Bahkan aktifitas jual beli sudah ada sejak dini hari.
Pasar inipun cukup lengkap menyediakan kebutuhan rumah tangga, mulai dari aneka bahan dapur yang pastinya juga dilengkapi dengan komoditas unggulan warga setempat, hingga perabotan rumah tangga, mulai dari baju, alat dapur dan lain sebagainya.
Kunjungi Youtube Kita : https://youtube.com/c/SemangatBanyuwangi
www.semangatbanyuwangi.id
#semangatbanyuwangi
#majesticbanyuwangi
#banyuwangi
Foto selfie dapet sertifikat? Yuk sob, ikut foto di Nol Kilometer Banyuwangi.
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 16, 2023
Foto selfie dapet sertifikat? Yuk sob, ikut foto di Nol Kilometer Banyuwangi.
Bagi kalian yang sedang liburan di Banyuwangi khususnya wisatawan luar kota boleh ni ikut foto di Nol Kilometer Banyuwangi dan dapetin Sertifikat Bupati Banyuwangi.
Ikutan ya sob bagi kalian wisatawan luar Banyuwangi
__
@ipukfdani @sugirah_bwi @m_bramuda @banyuwangi_kab @kemenparekraf.ri @sandiuno @angelatanoesoedibjo @khofifah.ip @emildardak
__
#PesonaIndonesia #BanyuwangiTourism #Banyuwangi #Kuliner #Wisata #Budaya #DiBanyuwangiAja #DiIndonesiaAja
Tangani Banjir di Hulu, Banyuwangi Eksekusi Dua Langkah Penanganan
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 15, 2023
BANYUWANGI – Penataan daerah hulu menjadi fokus Pemkab Banyuwangi dalam penanganan banjir. Dua skema segera dilakukan yaitu membuat rorak (parit buntu penahan air) dan menanam tanaman keras berdaya serap tinggi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan dua hal tersebut akan dilakukan di daerah hulu, yakni Gantasan di Lereng Ijen.
“OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis dan berbagai pihak terkait sudah melakukan tinjau lokasi untuk mematangkan tindak lanjutnya. Tadi disepakati, akan dilakukan pembuatan rorak dan konservasi lingkungan dengan penanaman tanaman keras. InshaAllah, minggu depan mulai dikerjakan senyampang masih musim hujan,” ungkap Ipuk, Selasa (14/2/2022).
Menurut Ipuk, konservasi lingkungan di lereng Gunung Ijen sangat diperlukan. Di kawasan yang memiliki ketinggian 500-900 meter di atas permukaan laut tersebut ini, terdapat 3 perkebunan, yang bisa dioptimalkan sebagai catchment area (daerah tangkapan air) agar air hujan tidak langsung mengalir ke hilir.
Di sekitar perkebunan tersebut terdapat 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan kota Banyuwangi, yaitu DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.
“Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras yang kita lakukan sebagai salah upaya menyiapkan catchment area di daerah hulu, khususnya lereng Ijen,” kata Ipuk.
Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menjelasklan, rorak (parit buntu) dapat menampung air saat terjadi hujan, sehingga air bisa tertahan lebih lama di daerah hulu. Rorak juga sangat membantu untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau.
“Per hektar bisa kita buat 5-10 rorak, tergantung kondisi lahan. Kalau perhitungan kami, sekitar 1.000 lebih rorak yang diperlukan agar air tertampung maksimal di hulu,” urai Ilham.
Untuk tanaman keras, lanjut Ilham, dipilih tanaman durian, mahoni, petai dan sukun. Selain untuk penyerapan, tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomi.
“Untuk program ini, dibutuhkan sekitar 1000 pohon. Selain dari pihak perkebunan Lidjen, sebagian bibit juga akan disupport dari pemkab. Untuk kawasan hutan di lereng Ijen, Perhutani juga menyatakan siap melakukan reboisasi,” tambahnya. (*)
Juara 1, Julia Laras Asal Banyuwangi Berhasil Sisihkan 700 Peserta di Ajang Beauty Muslimah Indonesia 2023
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 13, 2023
Ajang Beauty Muslimah Indonesia 2023 merupakan ruang bagi muslimah yang memiliki harapan serta keinginan untuk terus bertumbuh sebagai pribadi yang berkesadaran, berperan menjadi inspirasi dan teladan. Ajang Grand Final ini bertempat di Gedung RRI Surakarta, (12/2).
Julia Laras, merupakan alumni LP3I Banyuwangi yang juga merupakan seorang model asal Kelurahan Klatak Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi ini berhasil menyisihkan 700 pendaftar se Indonesia. Julia berhasil meraih juara 1 winner of Beauty Muslimah Indonesia.
Dibuka langsung oleh Founder Beauty Muslimah Indonesia 2023, Nadia Izzati Sukma berpesan langsung kepada seluruh finalis. Semoga seluruh finalis menjadi muslimah yang menginspirasi dan berprestasi.
Dalam ajang ini Julia berkesempatan unjuk bakat dengan membawakan tarian Gandrung Banyuwangi dihadapan para dewan juri. Dengan apik, Julia mampu membuat para dewan juri kagum dengan tarian yang dibawakan oleh Julia.
Beauty Muslimah Indonesia 2023 menghadirkan 3 juri. Yakni, Umi Napsiatun (Ketua HARPI Surakarta), Hj. Astrid Widayani MBA (Rektor Universitas Surakarta & Edupreneur), Zein Fuadi (Self Development Coach).
Menurut Julia, dalam mengikuti ajang kontes Beauty Muslimah Indonesia 2023, Julia melibatkan Tiyan Model Agency (TIMOGEN) sebagai mentornya. Dalam ajang ini, Julia mengaku tidak hanya dilihat dari kecantikan saja, namun juga, berpenampilan menarik, serta bagaimana menjadi seorang perempuan juga harus anggun, serta memilki atittude juga dapat membawa diri, pandai berkomunikasi dan memiliki wawasan yang luas.
"Alhamdulillah, saya tidak menyangkan dan juga sangat bangga dengan diri sendiri yang berjuang mewakili Kabupaten Banyuwangi dengan menampilkan yang terbaik dan berakhir dengan hasil yang membanggakan." ungkap Julia.
Julia berpesan bagi para muslimah, bersemangatlah untuk mengejar mimpi, raihlah banyak prestasi, jadilah wanita muslimah yang ber value, menginfluence yang memberikan impact positif pada lingkungan sekitar dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Berbalut Nuansa Imlek, Banyuwangi Launching Kampung Moderasi Beragama
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 05, 2023
Banyuwangi - Peringatan tahun baru Imlek di Banyuwangi berlangsung spesial. Tidak hanya diisi dengan rangkaian festival yang meriah, tapi juga diluncurkan program Kampung Moderasi Beragama di kawasan Klenteng Hoo Tong Bio, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, pada Sabtu malam (4/2/2023).
Berbagai tokoh lintas agama hadir pada acara tersebut. Tampak di antaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi KH. Mohammad Yamin, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Banyuwangi Pendeta Anang, Jro Mangku Gede Parse Susile dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Pemimpin Gereja Katolik Maria Ratu Damai Banyuwangi Romo Frans Aryo, Dante Samanera Dhantadhiro (Budha) dan Ketua TITD Hoo Tong Bio Sylvia Ekawati.
Hadir pula jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi. Di antaranya Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut (P) Anshori, dan anggota DPRD Banyuwangi Makrifatul Kamila. Serta berbagai komunitas adat dan suku yang berada di Banyuwangi.
“Festival Imlek benar-benar menjadi media untuk merajut harmoni antar keragaman di Banyuwangi. Baik keragaman lintas iman, suku dan bangsa,” ungkap Bupati Ipuk saat memberikan sambutan.
Ipuk juga mengapresiasi peluncuran kampung moderasi beragama. Hal ini menegaskan rasa kebersamaan dan gotong royong yang ada di Banyuwangi. Dengan harmoni tersebut, akan menjadi bekal untuk memajukan Banyuwangi.
“Kebersamaan dan gotong royong semua pihak inilah, kunci bagi Banyuwangi untuk maju. Kita belajar dari pandemi Covid-19 kemarin. Dengan kebersamaan dan gotong royong bersama inilah, kita semua bisa melewatinya dengan cukup baik,” tegas Ipuk.
Sementara itu, Plt Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi M. Lutfi menyebutkan, Kampung Moderasi Beragama ini bentuk upaya menyatukan berbagai perbedaan terutama dalam hal agama atau kepercayaan untuk saling menghargai dan menjunjung toleransi.
“Program ini merupakan sinergi Pemkab Banyuwangi dengan Kantor Kementerian Agama Banyuwangi,” ungkap Lutfi.
Launching Kampung Moderasi semakin meriah dengan penampilan drama musikal dan sendratari yang melambangkan keberagaman dan kerukunan antar umat dan suku bangsa di bumi Blambangan. Dibawakan oleh 80 anak muda lintas iman menyajikan aneka tarian dan musik yang dirangkai dalam kisah harmoni.
Rangkaian Festival Imlek sendiri digelar sejak Kamis lalu di Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio. Para pengunjung bisa mencicipi aneka kuliner nikmat khas Negeri Tirai Bambu dalam Pecinan Street Food Festival. Seperti nasi ayam hainan, bebek dan ayam Peking, dimsum, kwetiau, dan masih banyak lainnya.
Aneka jajanan juga ada, seperti bakpao, cakue, kue keranjang, bakcang, burger Shanghai, dan sebagainya. Semua penganan tersebut disajikan halal, sehingga siapa saja bisa menikmati. Pengunjung bisa mencicipi kuliner sedap sambil menikmati nuansa pernak-pernik imlek. Mulai dari live musik, ornamen serba merah, hingga hiburan tari barongsai yang menambah semarak suasana.
“Ke depannya, untuk street food dengan tema kuliner Tionghoa ini akan digelar secara rutin tiap bulannya,” pungkas Plt Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Banyuwangi M. Lutfi. (*)
Yang ditunggu dan dinantikan, agenda Banyuwangi Festival 2023 secara resmi telah di launching.
Akan ada total 55 top event Banyuwangi Festival di tahun 2023, mulai dari Budaya hingga Sport Tourism akan di helat. Tentunya gelaran ini akan banyak mendatangkan wisatawan untuk meningkatkan ekonomi di setiap gelaran event Banyuwangi Festival.
Jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan semua gelaran Banyuwangi Festival Tahun 2023 ya sob.
__
@ipukfdani @sugirah_bwi @m_bramuda @banyuwangi_kab @kemenparekraf.ri @sandiuno @angelatanoesoedibjo @khofifah.ip @emildardak
__
#PesonaIndonesia #BanyuwangiTourism #Banyuwangi #Kuliner #Wisata #Budaya #DiBanyuwangiAja #DiIndonesiaAja #BanyuwangiFestival2023
Resmikan Pasar Parijatah Kulon, Wabup Sugirah: Pacu Ekonomi di Desa
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 04, 2023
Banyuwangi - Geliat ekonomi yang diinisiasi warga di tingkat desa terus bermunculan dalam bentuk pasar rakyat dan umkm. Seperti di awal tahun 2023, berdiri pasar Parkul (Parijatah kulon) yang diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah.
Para pengunjung pasar Parkul akan disuguhi kuliner khas, salah satunya kopi cemplung. Kopi gula aren yang dinikmati bersama singkong rebus dengan toping gula merah cair.
Selain menjual kuliner olahan dan jajanan tradisonal, pasar rakyat ini juga ada lapak kerajinan dan batik yang dusediakan oleh warga, organisasi masyarakat, dan instansi pendidikan.
Wabup Sugirah mengaku senang atas inisiatif warga dan kolaborasi berbagai pihak membuka pasar Parkul. Pasar yang buka setiap akhir pekan ini, menurutnya akan membantu mendongkrak aktivitas ekonomi lokal.
"Ini tepat sekali sejalan dengan pemulihan ekonomi program banyuwangi rebound. Dengan pasar rakyat aneka kuliner dan umkm ini, kami harap bisa menggerakkan ekonomi warga," kata Sugirah, saat meresmikan Pasar Parkul, Sabtu (2/4/2023).
Inovasi pasar rakyat tersebut, lanjut Sugirah, selaras dengan konsep Banyuwangi Rebound yang digalakkan Pemkab Banyuwangi. Salah satu pilar Banyuwangi Rebound tersebut adalah memulihkan ekonomi di masa pandemi ini.
"Esensi Banyuwangi Rebound ini adalah gerak bersama. Termasuk dalam memulihkan ekonomi. Tidak cukup hanya pemerintah, tapi harus ada keterlibatan warga, seperti menumbuhkan pasar rakyat ini," ungkap Sugirah.
Oleh karena, lanjut dia, semua pihak harus saling kolaborasi. "Kita harus menjaga harmoni antar warga dan pemerintah, desa, camat, dan pemerintah daerah, supaya kegiatan yang positif ini terus terlaksana," harapannya.
Pada pembukaan pasar Parkul, juga dilakukan pelayanan administrasi kependudukan menggunakan mobil adminduk Disdukcapil Banyuwangi.
Pengelola pasar Parkul, Sigit Wahyono mengharapkan pasar ini bisa menjadi sarana aktivitas perekonomian warga desa.
"Awalnya hanya pasar dadakan biasa yang sempat hilang saat pandemi, namun berkat dukungan pihak desa, kecamatan dan pemkab akhirnya kami terpavu lagi membuka pasar ini dan kami poles lebih menarik," ujar Sigit. (*)
Cegah Stunting, Banyuwangi Optimalkan Edukasi dan Konseling Pasangan Pranikah
By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 01, 2023
BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi memaksimalkan edukasi dan konseling terhadap pasangan pranikah sebagai upaya mencegah stunting.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan stunting saat ini menjadi salah satu prioritas penanganan pemkab Banyuwangi mengingat dampaknya terkait masa depan generasi bangsa. Berbagai program digeber pemkab untuk menangani masalah ini.
Salah satunya adalah upaya pencegahan dengan mengoptimalkan Program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah, kepada calon pengantin dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Konseling ini membekali para calon pengantin tentang berbagai informasi persiapan kehamilan. Bagaimana menjaga kesehatan diri dan pasangan agar saat hamil dalam keadaan sehat, sehingga melahirkan anak-anak yang sehat terhindar dari stunting.
"Ini adalah upaya pencegahan stunting dari hulu. Agar bayi-bayi yang dilahirkan tidak berpotensi stunting. Kita cegah faktor resikonya, deteksi sejak dini dan diintervensi," kata Ipuk.
Konseling dan screening kesehatan catin dilakukan oleh tim pendamping keluarga (TPK) terdiri dari unsur PKK, kader KB, dan bidan di tiap-tiap desa, melalui aplikasi elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).
"TPK memastikan setiap keluarga yang teridentifikasi berisiko stunting bisa mendapatkan intervensi dari pemerintah. Ibu hamil dengan resiko tinggi, kita monitor dan intervensi nutrisinya mencegah bayi lahir stunting," ujar Ipuk.
Untuk penanganan stunting, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp. 7 miliar, untuk intervensi nutrisi ibu hamil berisiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun (baduta) yang stunting dari keluarga tidak mampu pada 2023. Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan.
Intervensi maupun monitoring yang dilakukan pemkab di-update secara real time melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasawisma dan posyandu yang tergabung dalam TPK.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi, Henik Setyorini, menambahkan setiap catin yang mengurus administrasi pernikahan di kantor desa wajib mendownload dan mengisi aplikasi elsimil dengan pendampingan dari TPK.
Pengisian aplikasi dilakukan berdasarkan hasil tes kesehatan dari puskesmas. Meliputi, berat badan, lingkar lengan catin perempuan, usia, kadar Hb, dan sebagainya. "Misalnya ditemukan catin kurang gizi maka ada program peningkatan gizi hingga catin tersebut pada kondisi ideal untuk menikah dan hamil," urai Henik.
Program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah kepada calon pengantin ini terus disosialisasikan kepada warga, khususnya kepada kelompok perempuan.
Seperti di sela-sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, pada Selasa pekan lalu, (24/1/2023), Ipuk memaparkan program ini kepada kelompok pengajian perempuan, dan juga kepada kelompok tani perempuan. (*)
BPS Integrasikan Data Smart Kampung Banyuwangi dengan Regsosek untuk Penanganan Kemiskinan
By SEMANGAT BANYUWANGI - Januari 31, 2023
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) bakal melakukan integrasi data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dengan program Smart Kampung yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Hal ini sebagai upaya mendukung program pengentasan kemiskinan serta untuk mewujudkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Hal tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepamahaman antara BPS dengan Pemkab Banyuwangi dalam rangkaian Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, di Jakarta, Senin (30/1/2023). Banyuwangi terpilih sebagai pilot project program integrasi data tersebut.
Kepala BPS Margo Yuwono memaparkan, Banyuwangi dengan platform Smart Kampung telah lebih dahulu mengembangkan layanan pemerintah dan pendataan berbasis digital hingga ke level desa. Hal ini terbukti berdampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan hingga ke level 7,51 persen pada 2022.
“Seingat saya kemiskinan Banyuwangi itu sempat 2 digit, sekarang 7 atau 8 persen, ini hal baik. Bagaimana program kemiskinan di Banyuwangi yang nanti juga bisa dijadikan pemikiran dari future platform yang akan dibangun BPS,” ungkap Margo.
Angka kemiskinan di Banyuwangi memang terus menurun hingga menjadi satu digit, setelah sedekade sebelumnya selalu di atas dua digit. Per 2022, berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 kembali menurun menjadi 7,51 persen, level terendah sepanjang sejarah kabupaten ini sejak Indonesia merdeka.
Dari praktik smart kampung yang melibatkan pemerintah desa itu akan ditingkatkan dalam pemutakhiran data Regsosek. Desa-desa di Banyuwangi nantinya akan mendapatkan pembinaan untuk bisa melakukan pemutakhiran data melalui program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik).
“Sehingga data akan terus termutakhirkan dan bisa menjadikan referensi utama dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah,” imbuh Margo.
Selain pembinaan desa, pengembangan nota kesepemahaman tersebut juga akan meliputi pengintegrasian data regsosek dengan Banyuwangi Satu Data. Dari data tersebut, nantinya bisa memberikan potret keadaan warga secara 360 derajat. Baik secara individual dan keluarga, ketersediaan infrastruktur dan penyangga kehidupan masyarakat serta kondisi geografis dan akses kewilayahannya.
“Hal ini sesuai dengan arahan presiden, bagaimana data ini bisa rujukan dalam mewujudkan program perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Akan diketahui lebih detail lagi kondisi masyarakat dan dimana kantong-kantong kemiskinan itu ada,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menyambut baik atas penunjukan BPS tersebut. Dikatakan dia, Banyuwangi sangat menyadari pentingnya peran data dalam perumusan pembangunan daerah. “Data menjadi acuan utama bagi kami dalam mengambil kebijakan,” tegasnya.
Pendampingan dari BPS, harap Ipuk, akan semakin meningkatkan upaya Banyuwangi dalam mempersiapkan data yang terintegrasi. “Kami sedang berupaya mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik semaksimal mungkin. Hal ini sudah barang tentu membutuhkan data yang akurat, terintegrasi, dan mutakhir,” imbuhnya.
Lebih jauh, Ipuk menambahkan, smart kampung yang selama ini sebagai medium konsolidasi ke tingkat desa, terus dikembangkan dalam berbagai program. “Tidak hanya sebagai layanan publik yang berkaitan dengan administrasi belaka. Tapi, juga kita kembangkan dalam menekan angka kemiskinan, penanganan stunting dan lain sebagainya. Yang terbaru, program Banyuwangi Tanggap Stunting segera kami integrasikan ke Smart Kampung, di mana semua penanganan stunting terekam,” bebernya.
“Apabila para tenaga di tingkat desa ini memiliki ketrampilan statistik yang baik, tentu saja akan semakin mempermudah penanganan tersebut,” pungkasnya. (*)
Banyuwangi Libatkan Penjual Sayur Keliling Salurkan Makanan ke Balita Stunting
By SEMANGAT BANYUWANGI - Januari 27, 2023
Banyuwangi – Untuk mempercepat penurunan stunting di daerahnya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani libatkan kader Posyandu dan penjual sayur. Warung sayur atau penjual sayur keliling (mlijoan) dilibatkan dalam penyaluran makanan bernutrisi kepada keluarga balita dengan permasalahan tumbuh kembang tersebut. Adapun kader posyandu setiap hari memantau pelaksanaan dan perkembangannya. Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp7 miliar untuk memberi tambahan nutrisi bagi ibu hamil berisiko tinggi (bumil risti) dan balita stunting.
Bupati Ipuk mengecek langsung penyiapan program tersebut. Ipuk mengunjungi Ibu Maninten yang putrinya usia 19 bulan memiliki berat badan kurang dari 8 Kg dan tinggi badan hanya 73 cm. Maninten yang tinggal di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, ini setiap hari akan dikirimi sayuran dan bahan makanan berprotein tinggi oleh Suyanto, penjual sayur keliling di lokasi tersebut.
“Saya diberi tugas setiap hari mengirim bahan makanan. Mulai sayuran, lalu ditambah daging ayam, daging sapi, atau telur. Bergantian belanjaan yang dikirim, biar tidak bosan juga,” kata Suyanto kepada Bupati Ipuk di sela-sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Rabu (25/1/2023).
Ipuk menjelaskan, pada 2023 ini, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan anggaran Rp 7 miliar untuk intervensi nutrisi ke ibu hamil risiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun atau baduta guna mempercepat penurunan stunting.
Ipuk menjelaskan anggaran tersebut dialokasikan ke 25 kecamatan, nantinya kecamatan bekerjasama dengan warung atau mlijoan untuk menyalurkan makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan dan bumil risti. Warung dan mlijoan nantinya akan dibayar oleh tim untuk proses penyalurannya.
"Jadi dengan program ini, selain bayi dan ibu hamil mendapat tambahan asupan nutrisi, warung-warung dan mlijoan juga mendapat manfaat. Ini juga upaya untuk meninggkatkan ekonomi arus bawah," jelas Ipuk.
Untuk memonitor perkembangan balita stunting, kader posyandu atau dasa wisma dilibatkan. Mereka setiap harinya diminta mengunggah data nutrisi yang diterima sasaran dalam sebuah aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting.
“Mereka setiap hari akan update data, mulai nutrisi yang diterima maupun perkembangan kondisi bayi atau bumil risti yang sedang diintervensi. Jadi datanya real time,” kata Ipuk.
Dalam penanganan stunting, Banyuwangi telah mengidentifikasi data by name, by address, berikut faktor resikonya.
“Harapan kami, dengan data yang update setiap saat itu akan mempemudah kami melakukan intervensi program yang tepat sasaran,” imbuhnya.
Untuk penanganan stunting di setiap kecamatan telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai Camat bersama Kepala Puskesmas, dengan anggota tenaga kesehatan, dan elemen kader lainnya.
"Tim ini bertugas melakukan monev dan input data secara realtime. Balita atu bumil risti juga akan dipantau secara rutin perkembangannya oleh bidan atau petugas puskesmas setempat," kata Ipuk.
Sementara itu, Rinatus Sholeha kader posyandu yang bertugas di Dusun Pringgodani, Desa Watukebo Wongsorejo mengaku turut senang mendapatkan tugas tambahan ini. Selain mengecek apakah bahan makanan yang diberikan sesuai nutrisi, mereka juga melaporkan hasil monitoringnya ke aplikasi Banywuangi Tanggap Stunting setiap hari, berikut perkembangan kondisi kesehatan balita tersebut.
“Rumah saya sekitar 1 KM dari rumah Ibu Maninten, namun tiap hari saya cek nutrisi apa yang sudah didapat agar pertumbuhan balita tersebut sesuai standard. Semoga apa yang saya lakukan ini menjadi amal saya, karena membantu agar balita bisa tumbuh menjadi anak yang pintar,” harap kader posyandu Cendrawasih, Dusun Pringgodani tersebut. (*)
Menginap di Desa Ujung Utara Banyuwangi, Bupati Ipuk Geber Layanan Hingga Malam Hari
By SEMANGAT BANYUWANGI - Januari 25, 2023
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali berkantor di desa dalam program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa). Ipuk menginap di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, yang merupakan desa paling ujung utara Banyuwangi. Bupati Ipuk menggeber berbagai layanan hingga malam hari, Selasa (24/1/2023)
Pusat layanan diletakkan di Dusun Pringgodani yang merupakan dusun di kawasan perhutanan. Dusun ini terletak berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di sisi utara.
Dari pusat kota Banyuwangi dibutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan, dengan kontur jalan yang menanjak dan berbatu. "Kali ini saya menginap di desa ini, sekaligus melihat langsung situasi dan kondisi desa. Silakan masyarakat bisa memanfaatkan berbagai layanan yang ada dan kita diskusikan berbagai hal untuk perbaikan ke depan," kata Ipuk.
Beberapa warung milik warga dibantu Bupati Ipuk dengan beragam tambahan kelengkapan. “Semoga bisa membuat warung semakin lengkap, semakin nyaman, jadi tambah laris. Jadi ini salah satu solusi dari keluhan warung-warung rakyat yang ingin daya saingnya meningkat,” papar Ipuk.
Bertemu ibu-ibu rumah tangga, Ipuk juga menggeber pelatihan wirausaha. “Semoga bisa membantu ekonomi keluarga,” pesan Ipuk.
Ipuk juga melakukan dialog dengan para kepala desa se-Kecamatan Wongsorejo. Selain itu Ipuk juga berdialog Ibu-ibu pekerja kebun dan tausiyah keagamaan oleh tokoh Agama.
"Sebelumnya juga bertemu dengan buruh tani wanita," kata Ipuk.
Di Bunga Desa kali ini masyarakat dari empat dusun di Desa Watukebo, yakni Dusun Pringgondani, Maelang, Krajan, dan Pasewaran memanfaatkan berbagai layanan.
"Layanan ini juga dimanfaatkan dari desa lain terdekat. Kami juga memanfaatkan program ini untuk menyampaikan aspirasi desa kepada Bupati. Banyak hal yang kami sampaikan serta usulan program-program desa," kata Kepala Desa Watukebo, Maimun.
Sejumlah layanan seperti pengurusan dokumen administrasi kependudukan (adminduk) mulai KTP, Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak, Akta Kelahiran dan lainnya juga diminati warga. Pelayanan adminduk ini bahkan telah dimulai sejak, Senin (23/1/2022) hingga Rabu (24/1/2023).
Selama dua hari terdapat sekitar 3000 antrian urusan dari warga sekitar yang memanfaatkan pelayanan adminduk. "Alhamdulilah ternyata banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan ini," kata Ipuk.
Selain itu juga terdapat layanan izin usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), vaksinasi booster, pemeriksaan kesehatan gratis, dan lainnya. (*)
Kembali Kunjungi Banyuwangi, Menparekraf Optimistis Sektor Pariwisata Ngebut 2023
By SEMANGAT BANYUWANGI - Desember 30, 2022
Banyuwangi – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno kembali melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Kamis (29/12/2022). Ia bertemu dengan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Sandi memberi semangat kepada mereka untuk menyongsong tahun depan secara optimis.
“Saya ingin siapkan para pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata di Banyuwangi optimis untuk menyambut tahun 2023 ini yang penuh peluang,” ungkap Menpar Sandi yang telah mengunjungi Banyuwangi untuk ketiga kalinya ini.
Hal tersebut, imbuh Sandi, bukan sekadar impian belaka. Namun, semuanya mengacu pada data pertumbuhan sektor pariwisata. Pada 2022 ini, pergerakan kunjungan wisatawan berkisar antara 750 – 800 juta. Begitu pula dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 3,6 juta. “Pada tahun depan, optimis, kita proyeksikan mencapai 5,2 juta,” harapnya.
Untuk itu, lanjut Sandi, potensi tersebut harus disambut antusias oleh para pelaku wisata dan ekonomi kreatif. “Harapan kita, 2022 ini ada 1,1 juta lapangan pekerjaan baru di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Akan tetapi, per Desember ini, sudah ada 3,7 juta lapangan kerja yang telah tercipta. Ini adalah optimisme untuk menyambut tahun depan,” jelas Sandi.
Banyuwangi yang memiliki beragam potensi wisata dan ekonomi kreatif, menurut Sandi, harus dioptimalkan.
“Kita perlu strategi khusus untuk mengoptimalkan potensi. Seperti halnya dengan meningkatkan desa wisata, wellness tourism dan pariwisata berbasis budaya, termasuk kuliner. Semua ini, ada di Banyuwangi,” terangnya.
"Saya optimis dengan Banyuwangi, bagaimana upayanya meningkatkan sektor pariwisata. Di sini ada pantai, dikelilingi gunung dan taman nasional. Bandaranya juga keren," puji Sandi.
Dalam kunjungan singkatnya tersebut, Sandi juga memantau destinasi wisata Bangsring Underwater. Pariwisata berbasis konservasi bahari tersebut, menurutnya, menjadi benchmark pengelolaan wisata yang baik.
“Kita targetkan nanti akan semakin meningkat kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Begitu juga dengan lama tinggalnya. Sehingga benar-benar berdampak kepada masyarakat,” ungkap Sandi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan terima kasih atas dukungan dari Menparekraf dalam mendorong pariwisata di ujung timur pulau Jawa tersebut. Hal tersebut, menjadi spirit bagi daerah untuk terus mengoptimalkan potensi wisata yang ada.
“Kami terima kasih atas bimbingan dan dukungan dari kementerian. Ini menjadi modal bagi kami untuk terus berbenah,” ungkap Ipuk.
Saat ini, imbuh Ipuk, Banyuwangi sedang mengoptimalkan homestay naik kelas. Program ini, untuk meningkatkan amenitas wisatawan yang akan berkunjung ke berbagai destinasi wisata berbasis desa di Banyuwangi. Dengan adanya homestay naik kelas tersebut, diharapkan masyarakat dapat secara langsung mendapatkan dampak positif dari kegiatan wisata di daerahnya.
“Selain upaya melibatkan masyarakat dalam pariwisata, homestay naik kelas ini ingin memberikan pelayanan yang baik kepada para wisatawan. Mereka bisa merasakan homestay namun dengan standar pelayanan hotel," pungkas Ipuk. (*)