Warga Banyuwangi Menggelar Ritual 'Mepe Kasur'

By SEMANGAT BANYUWANGI - September 17, 2015


Banyuwangi - Warna merah dan hitam mendominasi sepanjang jalan Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Bukan umbul-umbul ataupun spanduk, melainkan tapi kasur.

Kasur? Yaa kasur khas milik warga Desa Kemiren ini berwarna hitam dan merah. Warga Desa Kemiren saat ini menggelar ritual "Mepe Kasur" atau menjemur kasur, Kamis (17/9/2015).

Ini merupakan ritual setahun sekali yang digelar dalam rangkaian kegiatan selamatan desa tumpeng sewu, yang digelar pada awal bulan Dzulhijjah. Kasur warga Kemiren ini memang khas. Warna dasar hitam di bagian atas dan bawah. Dan warna merah di pinggir kasur tersebut.

"Filosofi warna merah itu berani. Sedangkan hitam, itu artinya kelanggengan," ujar Adi Purwadi, tokoh masyarakat Kemiren, kepada detikcom.

Warna kasur yang sama dimiliki oleh warga Kemiren, karena mereka memegang teguh budaya dan adat leluhur. Kasur merupakan pemberian orang tua terhadap anaknya yang sudah menikah. Dan itu diikuti turun temurun.

"Kasur itu "gawan" atau pemberian dari orang tua mempelai perempuan untuk anaknya yang sudah menikah. Sedangkan laki-laki harus menyiapkan rumah atau panggonan," tambah pria yang biasa dipanggil Kang Pur ini.

Sementara ritual mepe kasur ini, kata Kang Pur, merupakan bentuk sikap bersih warga Kemiren terhadap lingkungan dan kebersihan rumah. Bahkan mereka membersihkan hingga ke tempat pribadi/ kamar.

"Ini bentuk kepedulian warga Kemiren untuk kebersihan lingkungan. Bahkan sampai di kamar mereka. Kewajiban untuk membersihkan kasur yang tiap hari digunakan untuk tidur," pungkasnya.

Kegiatan ritual mepe kasur ini merupakan rangkaian kegiatan acara selamatan desa tumpeng sewu yang digelar setahun sekali. Kegiatan ini juga masuk dalam agenda Banyuwangi Festival (B-fest) 2015. Untuk kegiatan tumpeng sewu akan digelar malam ini. Masyarakat akan menyantap hidangan pecel pitik di sepanjang jalan Desa Kemiren.
(fat/fat)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar