JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perhelatan Indonesia Banking Expo dijadikan momentum bagi kepala daerah untuk mengabarkan keberhasilan daerahnya dalam penerapan smart city. Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa Surabaya sudah melakukan tahapan untuk menjadi Smart City. Berbeda dengan Risma, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Annas justru pamer smart kampung.

"Kalau Bu Risma tadi bicara Smart City, saya lebih seneng bicara soal smart kampung. Karena Kabupaten (Banyuwangi) ini daerahnya sangat luas, beda sama kota. Untuk menghubungkan satu desa dengan kota saja itu butuh 4,5jam. Untuk hanya mengurus KTP tentu ini problem besar, tapi dengan teknologi ini kita cuma butuh 5 menit untuk membuat KTP itu," tuturnya di Jakarta Hall Convention Center, Jakarta pada Kamis (10/9).

Menurutnya penggunaan teknologi di Kabupaten Banyuwangi lebih dikedepankan untuk mengontrol distribusi air di pedesaan. Sehingga teknologi tepat guna yang dapat membantu masyarakat pedesaan, Pemerintah bisa langsung memecahkan permasalah yang terjadi.

"Smart kampung itu kami tidak perlu macet, karena di Banyuwangi tidak ada macet. Kami tidak perlu CCTV untuk pantau macet, tapi kami CCTV itu penting untuk distribusi air antar desa," lanjutnya.

Menurutnya dengan penerapan smart kampung itu dirinya dapat menggerakan perekonomian masyarakat kampung. Terbukti dengan meningkatnya income per kapita yang meningkat dalam tiga tahun terakhir dan berhasil mengubah image Kabupaten Banyuwangi dari yang kampungan menjadi lebih modern.

"Kemiskinan di daerah itu begitu besar, kalau kita punya anggaran yang besar tapi senjata kita untuk menuntaskan masalah itu tidak tepat, ya percuma. Dulu untuk tingkat Kabupaten, income per kapita itu paling bagus Kabupaten Malang, jadi Banyuwangi susah salip. Tapi 3 tahun belakangan ini, Malang sudah kita salip," lanjutnya.

Sumber: http://www.jitunews.com/read/21182/bupati-banyuwangi-pamer-smart-kampung-begini-konsepnya#ixzz3lK4w2iCS

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar jazz pantai di tahun ketiga, Sabtu (12/9/2015). Untuk tahun ini, pagelaran yang akan dilaksanakan di Pantai Boom Banyuwangi tersebut akan menghadirkan penyanyi Marcell Siahaan, Vina Panduwinata, Once Mekel, Citra Scholastika, dan Shena Malsiana.

Jazz Pantai menyajikan suasana spesial karena wisatawan bisa menikmati perpaduan musik jazz dan deburan ombak di pantai dengan view yang langsung berhadapan dengan Selat Bali. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa Jazz Pantai menjadi bagian dari pengembangan pariwisata bahari yang dikembangkan Banyuwangi. Pengembangan pariwisata ini sejalan dengan konsep ekoturisme yang diusung oleh Banyuwangi.

”Jazz Pantai menjadi salah satu pilihan wisata dari aneka destinasi yang disuguhkan untuk mengembangkan pariwisata. Ini event tourism,” kata Anas.

Menurut dia, dengan mengadakan event tourism dapat memperpanjang siklus destinasi wisata sehingga wisatawan bisa lebih lama tinggak di Banyuwangi. Selain dengan penyelenggaran Jazz Ijen juga bisa memperkuat posisi Banyuwang dalam peta persaingan pariwisata di Indonesia.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata MY Bramuda mengatakan, kapasitas tempat yang disediakan untuk penonton dalam Jazz Pantai adalah 1200 penonton. Pembelian tiket bisa dilakukan secara online di www.banyuwangibeachjazz.com atau tempat penjualan tiket yang ditunjuk.

Bramuda menambahkan, bagi penonton yang tidak kebagian tiket masih memiliki kesempatan untuk menyaksikan event tersebut secara langsung lewat layar raksasa di amphitheatre Pantai Boom.

”Fasilitas ini gratis. Masyarakat Banyuwangi yang tidak kebagian tiket bisa menonton di amphitheatre Pantai Boom,” kata Bramuda.

BANYUWANGI (BM) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, membangun ruang singgah bagi keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan dengan nama "Umah Sambang Dulur".

Ruang singgah yang didirikan sebagai tempat untuk menampung keluarga penunggu pasien itu diresmikan Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu (9/9).

Bupati mengatakan bahwa selama ini, para keluarga pasien yang tempat tinggalnya jauh, kesulitan mencari lokasi bermalam. Mereka seringkali turut bermalam di ruang pasien dan di lorong-lorong rumah sakit.

"Ruang ini dibangun untuk memfasilitasi keluarga pasien yang lokasinya jauh. Kasihan kan kalau mereka harus tidur di selasar rumah sakit. Ini salah satu solusi kami memberikan kenyamanan bagi pasien, selain juga kerapian lingkungan rumah sakit," kata Anas.

Ruang singgah ini terdiri atas bangunan dua lantai dengan luas masing-masing 200 m2. Lantai bawah untuk para lelaki, lantai atasnya untuk perempuan. Di setiap lantai, disediakan toilet dan televisi, serta fasilitas penunjang dasar lain.

Sementara itu Direktur RSUD Blambangan dr. Taufik Hidayat, SpAnd menambahkan bahwa fasilitas untuk keluarga pasien ini akan dikenakan biaya penginapan cukup terjangkau yaitu hanya Rp 5.000 per hari.

"Tidak kami gratiskan, tapi kami tetapkan tarif minimal yang terjangkau pasien. Ini agar mereka tertib dan fungsi ruang singgah bisa digunakan bergantian. Biayanya juga kami gunakan untuk merawat kebersihan ruangan," kata Taufik.(ant/dra)