Seblang Bakungan 2017

By SEMANGAT BANYUWANGI - September 12, 2017





Seblang adalah singkatan dari "Sebele ilang" atau sialnya hilang. Di Banyuwangi, tradisi seblang dapat ditemui di dua desa, yaitu Desa Olehsari dan Desa Bakungan. Upacara adat Seblang adalah ritual adat masyarakat desa Bakungan dengan media tari, musik dan syair-syair khas suku using, Banyuwangi. Upacara adat ini bertujuan sebagai ritual bersih desa agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram. Sebelum upacara dimulai, terlebih dahulu warga mengarak Penari Seblang Bakungan keliling kampung lalu berziarah ke makam leluhur desa, Buyut Witri. Selanjutnya  arak-arakan bergerak menuju sumber air penawar, setelah melakukan  prosesi peletakan sesaji dan do’a yang dipimpin tokoh adat, penari seblang melakukan prosesi membasuh muka yang diikuti tokoh-tokoh adat dan seluruh peserta araka-arakan. Sambil berebut, sebagian warga tidak hanya membasuh muka bahkan ada yang mandi di sumber air  yang terletak disisi selatan desa Bakungan ini. Sumber air ini, dipercaya oleh warga akan memberikan berkah dan keberuntungan. 
Usai ziarah dan prosesi di sumbner air penawar, mereka menyiapkan prosesi seblang dengan cara menyuguhkan bermacam syarat. Ada ketan sabrang, ketan wingko, tumpeng, kinangan, untaian bunga 2000 biji, tumpeng takir, boneka, pecut dan kelapa yang menjadi perlambang kejujuran. Ritual seblang dimulai seusai maghrib. Ritual ini diawali dengan shalat magrib dan shalat hajat di masjid desa. Lalu dilanjutkan parade oncor (obor) yang dibawa berkeliling desa (ider bumi). Uniknya, pada saat ider bumi dilakukan, listrik di desa tersebut dalam keadaan padam total.
Penerangan hanya berasal dari obor yang dinyalakan di depan rumah warga dan obor yang dibawa berkeliling desa. Setelah itu warga menggelar selamatan sambil melafalkan doa. Ketika ada bunyi kentongan yang dipukul bersamaan, serentak warga makan bersama. Hidangan yang menjadi menu pun khas masyarakat Using yakni nasi tumpeng dan pecel pithik. Usai makan bersama, penari masuk pentas yang ditempatkan di depan balai desa. Setelah dibacakan mantra dan doa, wanita tua itu langsung tidak sadarkan diri dan menari dalam keadaan kesurupan, mengikti 13 irama gending – gending klasik yang di bawakan sinden. Salah satu gendingnya adalah “Gending Kembang Gadung”. Ketika gending ini dinyayikan, para penonton berebut membeli untaian bunga darmo, yang  dipercaya akan mempermudah mencari rezeki  bagi yang mendapatkannya.   #majesticbanyuwangi #banyuwangitourism #pesonaindonesia #wonderfulindonesia

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar