Banyuwangi (Paradiso) – Peringatan Hari Pramuka yang ke-53,
dimanfaatkan Pemkab Banyuwangi untuk mengoptimalkan gerakan kepanduan
tersebut. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memimpin apel 1.500
pelajar yang menjadi anggota Pramuka. Anas mengatakan, tantangan yang dihadapi
generasi muda saat ini sangat berat. Generasi muda harus siap menjadi
agen perubahan bangsa. Apalagi, generasi muda saat ini menjadi tumpuan
saat Indonesia mengalami bonus demografi pada 2025-2030. Saat itu, 70%
penduduk berada di usia produktif dengan mayoritas di antaranya adalah
generasi muda. “Jika kita gagal menyiapkan generasi muda saat ini, bonus demografi
cuma jadi angin lalu.
Eman-eman, sayang sekali. Bonus demografi itu
momentum kita untuk terbang saat negara maju sudah dipenuhi penduduk tua
alias nonproduktif. Pramuka terutama yang masih pelajar saat ini adalah
pilar 15 tahun lagi. Saatnya lebih serius menatap masa depan,” kata
Anas.
Anas mencontohkan sejumlah pendiri bangsa yang mayoritas di antaranya
adalah generasi muda. “Kemerdekaan Indonesia digerakkan dan dipimpin
anak muda. Soekarno, Bung Hatta, Sjahrir, Wahid Hasyim, atau Tan Malaka,
semuanya memimpin di usia muda. Kuncinya dua, banyak baca dan bergaul
dengan lingkungan yang baik. Gus Dur itu selesai baca buku-buku bermutu
saat usia belasan tahun. Soekarno, Bung Hatta, Tan Malaka juga pelahap
buku,m Lebih baik banyak baca, jauhi narkoba,” pesan Anas.
Bupati Anas meminta para anggota Pramuka untuk tidak mudah putus asa.
Dia lalu menceritakan pengalaman berteman dengan orang baik sekaligus
memiliki semangat tinggi. “Saya punya teman bernama Mukhroji. Dia adalah anak orang miskin,
baju seragamnya saja hanya satu. Namun karena dia bertekad dan semangat
untuk menjadi orang sukses, cita-cita itu akhirnya terwujud. Berkat
kerja kerasnya, kini dia berhasil menjadi Kepala Telkom di Sumatera
Utara,” ungkap Bupati Anas.
Dalam apel tersebut sekaligus juga dikukuhkan 3 satuan karya (saka)
baru, yakni Saka Kalpataru (binaan Badan Lingkungan Hidup), Saka Widya
Budaya Bakti (binaan Dinas Pendidikan), dan Saka Pariwisata (binaan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata). Ketiga saka ini melengkapi delapan
saka lainnya yang sebelumnya sudah ada. Yakni Saka Dirgantara, Wira
Kartika, Bahari, Bhayangkara, Wanabhakti, Taruna Bumi, Kencana dan
Bhakti Husada. Sehingga kini total ada 11 saka Pramuka di Banyuwangi.
Saka Kalpataru dan Saka Widya Budaya Bakti memfokuskan diri pada
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), di mana mereka bisa belajar tentang
Reuse, Recycle dan Reduce produk. Juga tentang keanekaragaman hayati.
Sementara Saka Pariwisata mengajarkan anggota pramuka untuk peduli pada
potensi wisata yang ada, bahkan bisa memandu wisatawan yang berkunjung.
Dia menambahkan, Pramuka juga akan didesain sebagai agen wisata.
Anggota Pramuka yang berada di daerah-daerah sekitar destinasi wisata
bisa dimanfaatkan sebagai pemandu untuk menemani para wisatawan
sekaligus mengedukasi publik tentang pentingnya merawat dan menjaga
kebersihan tempat wisata. (*)