Sang Legenda KRI Dewaruci Sandar di Banyuwangi
By SEMANGAT BANYUWANGI - November 21, 2023
BANYUWANGI – Dua kapal perang TNI Angkatan Laut KRI Dewaruci dan KRI Makassar bersandar bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi, Senin (20/11/2023). Dua KRI tersebut membawa 190 Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) yang akan melakukan latihan praktik pelayaran Jalasesya Tahun 2023.
Kedatangan kapal legenda Indonesia tersebut disambut meriah warga Banyuwangi. Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah beserta jajaran Forkopimda tampak menyambut kedatangan mereka. Tarian Gandrung beserta ratusan siswa juga turut menyambut mereka. Para taruna membalasnya dengan unjuk aksi atraksi memberikan salam dari berbagai sisi kapal.
Selama tiga hari sandar di Banyuwangi (Senin – Rabu 20-22/11/2023), KRI Dewaruci dan Makassar dibuka untuk umum atau boleh dikunjungi oleh masyarakat. KRI Dewaruci yang telah menjalani perjalanan keliling dunia ini merupakan cagar budaya nasional yang sudah ditetapkan Kemndikbud. Banyak nilai sejarah di kapal ini, selain juga sebagai etalase kebudayaan Indonesia.
KRI Makassar sendiri merupakan kapal LPD (Landing Platform Dock), yang mempunyai fungsi utama dalam operasi amfibi untuk mengangkut pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya seperti tank dan helikopter.
Usai sandar, para taruna yang dipimpin Perwira pelaksana latihan (Palaklat) Mayor Laut (P) Rendra Hariwibowo mengunjungi kantor pemkab dan diterima langsung Bupati Ipuk Fiestiandani.
Mayor Laut (P) Rendra menjelaskan taruna yang datang merupakan tingkat dua angkatan 71. Taruna dan Taruni AAL berasal dari berbagai korps, seperti Korps Pelaut, Korps Marinir, Korps Teknik, Korps Elektronika, Korps Suplai, dan Korps Kesatuan.
Banyuwangi, kata dia, dipilih sebagai tempat latihan Jalasesya karena posisinya yang strategis untuk latihan para kadet. Memiliki wilayah perairan yang luas hingga memiliki potensi besar dalam bidang maritim, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan.
"Ini merupakan program pendidikan praktek taruna. Salah satu alasan kami memilih Banyuwangi, untuk memberi pengalaman baru kepada para taruna agar lebih mengenal daerah-daerah maritim sekaligus memiliki potensi pariwisata yang indah,” terang Mayor Rendra.
Selain latihan di laut Banyuwangi, para taruna akan melakukan sejumlah agenda. Di antaranya mengunjungi sejumlah sekolah untuk sosialisasi AAL kepada para pelajar di Banyuwangi. Mereka juga akan melaksanakan karya bakti di Kampung Jopuro di Kecamatan Glagah. “Kami akan melakukan bakti sosial dan melakukan kerja bakti bersama masyarakat setempat,” sambung Mayor Rendra.
Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Indra Nusha Raspati, menambahkan latihan dan praktek Jalasesya merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di AAL. Latihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan menanamkan jiwa bahari dan kejuangan kepada Taruna dan Taruni AAL.
"Latihan dan praktek Jalasesya adalah salah satu tahapan penting dalam proses pembentukan karakter dan kompetensi taruna sebagai calon perwira. Mereka tidak hanya belajar tentang navigasi, operasi, dan taktik laut, tetapi juga tentang budaya, geografi, dan sosial masyarakat di berbagai daerah yang dikunjungi. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat bagi mereka," jelas Indra.
Sementara itu, Bupati Ipuk berharap latihan ini dapat memberi pengalaman dan pengetahuan baru bagi para calon perwira TNI AL itu. “Kami sangat senang Banyuwangi dijadikan lokasi pelatihan Jalasesya. Kami berharap para taruna bisa belajar banyak hal di wilayah perairan sini serta menikmati keindahan dan keramahan Banyuwangi," ujar Ipuk. (*)
Ratusan Pembalap se-Jawa, Bali, dan NTT Ikuti Banyuwangi Drag Bike 2023
By SEMANGAT BANYUWANGI - November 20, 2023
BANYUWANGI – Ratusan pembalap dari berbagai daerah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Timur beradu kecepatan dan ketangkasan di Banyuwangi Drag Bike 2023, yang digelar di Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, selama dua hari Sabtu-Minggu (18-19/11/2023).
Sirkuit yang digunakan para pembalap tersebut adalah Jalan Wiroguno, jalur alternatif yang menghubungkan Kecamatan Genteng dengan Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari. Panjang jalannya mencapai 6,5 kilometer dengan lebar 8 meter. Sehingga sangat tepat digunakan sebagai sirkuit.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, drag bike ini merupakan salah satu sport tourism yang didukung pemkab untuk mewadahi anak muda yang hobi balap motor.
"Ajang ini semakin melengkapi sport tourism di Banyuwangi. Sebelumnya juga digelar Balap Roadrace, Ijen Downhill, BMX, dan lainnya," kata Ipuk saat menyaksikan kejuaraan dragbike.
Ditambahkan dia, jalan Wiroguno yang disulap menjadi sirkuit ini dibangun sebagai jalur alternatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah Banyuwangi bagian selatan. Pemandangan hamparan sawah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut. Maklum saja, jalan tersebut memiliki latar belakang Gunung Raung.
“Tidak hanya itu, kini jalan Wiroguno juga bisa dimanfaatkan untuk arena balap motor karena panjang dan lebarnya jalan tersebut. Para penonton bisa menikmati Gunung Raung dari kejauhan saat nonton di sini,” kata Ipuk.
Ratusan penonton antusias memadati sekitar sirkuit. Kejuaraan berlangsung dua hari, dengan puluhan nomor kelas dari 125 cc, 150 cc, 200 cc, dan 300 cc.
Ketua Penyelenggara, Sugiono Suges, mengatakan kejuaraan ini bertujuan mengembangkan dunia otomotif di Banyuwangi, khususnya drag bike yang merupakan salah satu olahraga favorit anak muda.
"Kami senang melihat antusiasme peserta dan penonton yang sangat tinggi. Kami juga ingin menjalin silaturahmi dan sharing ilmu dengan peserta dari daerah lain," ujarnya.
Menurut Sugiono, ajang ini diikuti oleh 116 peserta yang terdiri dari 400 starter. Starter merupakan jumlah motor yang digunakan oleh peserta. Dalam drag bike, satu peserta bisa mengendarai lebih dari satu motor yang berbeda.
"Ini menunjukkan bahwa drag bike semakin diminati oleh anak muda. Kami berharap ajang ini dapat menjadi wadah untuk menyalurkan bakat dan minat mereka di bidang olahraga otomotif," tambahnya.
Salah satu pembalap asal Banyuwangi yang turut berpartisipasi, Raka Komang, mengendarai motor RX King yang telah dimodifikasi dengan berbagai aksesoris dan performa.
"Saya senang bisa ikut drag bike ini. Saya bisa bertemu dengan teman-teman dari daerah lain dan belajar dari mereka. Saya juga ingin mengharumkan nama Banyuwangi di bidang ini," ungkapnya. (*)