Festival Angklung Caruk Pelajar 2017

By SEMANGAT BANYUWANGI - Februari 21, 2017


BANYUWANGI - Tidak muncul dalam waktu yang sangat lama, dan bisa dibilang kesenian Angklung Caruk sudah punah. Atas inisiasi dari budayawan Banyuwangi berkolaborasi dengan pemerintah Banyuwangi, angklung caruk kembali tunjukkan eksistensinya. Kesenian Angklung Caruk ini akan di bawa dalam bentuk festival Angklung Caruk Pelajar. Festival yang akan di ikuti oleh seluruh pelajar se Banyuwangi dari tingkat SD dan SMP. Festival ini akan di gelar pada tanggal 25 Februari 2017. Menjadi penarik karena pesertanya adalah pelajar denga kelucuannya mereka akan beradu kreatifitas dalam memainkan angklung dan beberapa alat musik pendukungnya. Kurangnya minat atau pengetahuan tentang angklung caruk, Pemerintah setempat memulainya dari para pelajar. hal ini bertujuan untuk mencari bibit baru dari masing - masing pemain alat musik. Penampilan nantinya akan menjadi sangat menarik, ritme yang khas rancak secara timpalan dengan dominasi angklung dan gendang akan sangat meriah.

Angklung alat musik yang terbuat dari Bambu dengan ukuran yang berbeda untuk menghasilkan tangga nada yang berbeda pula. Bukan hanya di Jawa barat, Banyuwangi juga memiliki angklung yang sangat khas. Para pemainnya terdiri dari 12 sampai 14 orang. Instrumen musik terbuat dari bambu dan memiliki empat jenis pertunjukan yaitu angklung caruk, tetak, paglak, dan angklung Blambangan.

Peserta yang telah mendaftar dalam festival ini sebanyak 16 grub dari seluruh kabupaten Banyuwangi yang di koordinir oleh UPTD dan Dinas Pendidikan Banyuwangi. Nantinya dalam babak penyesihian yang di gelar sejak pagi akan di ambil 10 grub untuk tampil pada malam harinya. 10 Peserta yang telah lolos dari babak penyisihan akan tampil all out untuk bisa masuk dalam 5 penampil terbaik. yang menjadi menarik dari permainan angklung caruk nantinya peserta akan di undi untuk memilih lagu yang telah di siapkan oleh panitia dan memainkannya.

Keistimewaan dari Angklung caruk Banyuwangi, tidak bisa di tiru oleh daerah lain. Menurut MY.Bramuda Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, angklung Caruk menjadi  istemewa karena terdapat dua grub yang berbeda beradu ketangkasan dalam bermain alat musik tradisional Banyuwangi. Kami akan terus berbenah untuk menjadikan berbagai festival di Banyuwangi menjadi sangat menarik dan unik. Angklung caruk salah satunya. Nantinya dari festival angklung caruk akan muncul bibit - bibit baru dari kesenian yang sudah punah ini. Tahun depan festival ini akan kami tingkatkan dari segi peserta yang mengikuti. Karena ini festival ini masih baru, target kita untuk mengenalkan apa itu angklung caruk yang mayoritas masyarakat sudah tidak pernah tahu kesenian ini. Kedua dari festival ini akan muncul seniman - seniman cilik untuk meneruskan kesenian ini. sambung Bramuda.

Angklung caruk ini memiliki warna yang berbeda, dimana dalam desainnya menggunakan rancakan yang menyatu dengan tempat duduk penabuh angklung. Terdapat motif ular naga di sisi kanan kiri angklung yang memperlihatkan keindahan dan kegagahannya. Dalam permainnya di tambahkan dengan beberapa alat musik diantaranya KAngklung caruk, Kluncing, Saron, PEking, Kendang,Kempul, dan Slenthem berpadu dalam kesatuan nada yang khas. . Pemegang alat musik Slenthem adalah yang menjadi komandan dari grub tersebut. Akan menjadi heboh nantinya dalam pertunjukan ada satu penari atau badutan dalam satu grub yang akan menjadikan situasi memanas dalam unjuk kepiawaian.

Peda sesi berikutnya ada istilah Adol Gendhing "Jual Lagu", yaitu salin tebak lagu khas Banyuwangi tentunya dengan membawakan ketukan sebuah lagu dan ketukan lagu tersebut di tebak oleh kelompok lainnya. Ketika kelompok lain bisa menjawab lagu tersebut, kelompok lain berhak mengambil alih tebak lagu dengan cara "Ngosek" memukul angklung serentak dan tidak beraturan. Hal ini juga berlaku untuk penari atau mereka menybutnya Badut. Penari ini juga akan beradu kreatifitas memadukan kekompakan tarian dan tempo lagu. Jadi Lebih seru, karena setiap kelompok akan membawa fans dan suporter untuk mendukung penampilan meraka.

Banyuwangi di tahun 2017 ini, menjadi kota dengan agenda festival terbanyak di Indonesia yaitu 72 event. Berbagai festival di gelar mulai dari sport Tourism, Budaya, Inovasi Publik, Kuliner,dan musik. Soal kualitas festival seperti apa, Banyuwangi telah di nobatkan sebagai "The Best Festival City" di Indonesia oleh Menpar Arief Yahya. Salah satunya Angklung Caruk, kesenian yang sudah lama tumbuh di masyarakat kini dikemas dalam bentuk festival.

IG: semangatbanyuwangi

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar